Sore ladies...
Tetap ceria ‘kan sore ini.
Mentari hari ini bersinar sepanjang pagi hingga jelang senja. Pasti secerah
harimu juga ‘kan? Bagaimana dengan wajahmu? Cerah juga pastinya. Eh... BTW, ladies pernah mengalami alergi atau
iritasi terhadap kosmetik yang dipakai nggak sih? Pernah mengalami ya, atau
teman, sehabatnya mungkin..
“iih... mukaku merah-merah nih,
bintik-bintik, bercak hitam juga!”
Pernah mendengar keluhan itu.
Nah... sebenarnya kosmetik yang seperti apa sih yang sering menimbulkan reaksi
negatif terhadap kulit?
Intip sebentar yuk...
Sebenarnya kosmetika seperti apa
yang dapat menimbulkan reaksi negatif terhadap kulit.
- · Kosmetik Pemutih yang Mengandung Merkuri
Kosmetika
ini mengandung ammoniated mercury
1-5%. Kosmetika berupa pearl cream
yang datang dari China. Kosmetika ini sudah dilarang beredar di Indonesia. Kosmetika
pemutih yang mengandung merkuri ini mengakibatkan toksisitasnya terhadap organ tubuh
(ginjal, saraf, dll) sangat besar.
Reaksi
yang ditimbulkan dapat berupa alergi, perubahan warna kulit sampai menjadi
keabu-abuan atau kehitam-hitaman setempat atau tersebar merata.
Kulit yang
sudah terkena bleaching menjadi
sangat sensitif terhadap sinar matahari. Kulit yang tipis bereaksi menjadi
kemerah-merahan. Sensitif terhadap kosmetika yang berwarna dan parfum. Dimungkinkan
akan timbul jerawat karena kosmetika jenis ini sangat lengket di kulit.
Ssttt.. ribuan artis china
menderita noda-noda hitam (hiperpigmentasi)
atau pigmented cosmetic dermatitis
lo... mereka pengguna kosmetika pearl
cream! (Lin J.T.,1982).
- · Kosmetik Pemutih Kulit yang Mengandung Hidrokinon
Baru-baru
ini hidrokinon dan derivatnya serta hidrokortison direkomendasikan oleh dokter
ahli kulit sebagai preparat pemutih kulit. Tetapi ternyata preparat itu dapat
menimbulkan dermatitis kontak. Tau bentuknya seperti apa? Akan terjadi bercak
warna putih yang disebabkan oleh over bleaching atau malah sebaliknya lo. Bisa
menimbulkan reaksi hiperpigmentasi (bercak hitam).
- · Krim Untuk Wajah
Kosmetika
dalam bentuk krim untuk wajah yang mengandung zat pewarna, pewangi, pengemulsi,
pengawet, dan lanolin dapat mengakibatkan sensitizer
(sensitif). Bisa menimbulkan hiperpigmentasi dan jerawat.
- · Kosmetik Tabir Surya (Sunscreen)
Kosmetika
yang mengandung PABA (Para Amino Benzoic Acid) sangat dianjurkan di banyak
negara, termasuk Indonesia. Fungsi kosmetik ini adalah untuk melindungi kulit
dari radiasi ultraviolet yang dimiliki oleh sinar matahari. Karena sinar
ultraviolet ini jika terkena langsung terhadap kulit akan menyebabkan berbagai
kerusakan pada kulit, seperti penuaan dini, kekeringan, hiperpigmentasi, dan
lebih bahaya lagi bisa mengakibatkan kanker kulit.
Oiya...
tau belum? Di negara-negara barat sana kosmetik yang mengandung PABA ini sangat
dianjurkan. Kenapa coba? Karena kosmetik ini sangat efektif menyerap sinar UV-B
dan dapat dengan cepat mencoklatkan kulit. Tetapi untuk kulit Asia/Indonesia
kurang cocok, karena kecenderungan perempuan Asia menginginkan kulitnya lebih
terang (putih).
- · Cat Rambut
Kosmetik
cat rambut sudah diuji oleh petugas kecantikan, namun bukan tidak mungkin
reaksi alergi ini terjadi pada pemakai kosmetik cat rambut. Hal ini bisa saja
terjadi mengingat tingkat alergi setiap orang berbeda-beda.
Alergi biasanya
muncul setelah beberapa jam. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah kemerahan,
iritasi, bengkak berisi cairan, persisikan pada kulit kepala, eksudasi di kulit
kepala, leher, dan wajah. Kadang-kadang di bahu dan kelopak mata membengkak.
- · Parfum
Parfum juga
dapat menyebabkan dermatitis. Pada tempat-tempat yang sering diaplikasikan
parfum tersebut. Kosmetika yang mengandung parfumpun begitu juga. alergi ini
dapat berupa gatal-gatal, kemerahan, kadang-kadang kulit mengeluarkan cairan,
dan akhirnyanya menjadi hiperpigmentasi.
- · Deodoran
Hah...Deodoran
juga? Iya, bisa, bisa menyebabkan dermatitis lo. Karena dalam deodoran tersebut mengandung
senyawa aluminium, antiseptik, dan zat pewangi. Reaksi yang mungkin timbul
adalah iritasi dan dapat merusak kulit pada bagian yang sering terkena
deodoran.
- · Lipstik
Dermatitis
pada bibir biasanya terjadi karena alergi. Hal ini bisa terjadi dimungkinkan
karena bahan dasar yang digunakan dalam lipstik tersebut. Zat itu berupa minyak
(wax, lanolin, cocoa), zat pewarna
pada lipstik, bahan antioksidannya, serta bahan pengawet yang berada di
dalamnya.
Akibatnya
bibir bisa bengkak, pecah-pecah, dan kemudian hiperpigmentasi akan terjadi pada
bibir dan sekitarnya.
Ternyata seperti itu ya
kosmetika yang menimbulkan reaksi negatif. Eit.... tapi jangan takut untuk
menggunakan kosmetik. Asalkan lihat nih saran untuk kalian ladies cantik...
Pertama. Setiap membeli
kosmetik pastikan kosmetik tersebut memiliki nomor yang terdaftar di badan POM.
Selain itu sertifikat HALAL juga sangat penting bagi para kaum muslimah.
Kedua. Jika terpaksa
ingin menggunakan krim pemutih silakan konsultasikan ke dokter kulit. Konsultasi
itu akan menjelaskan pada kalian boleh dan tidaknya menggunakan krim pemutih. Dokter
pun tahu penerapan krim pemutih yang disesuaikan dengan kondisi kulit kalian.
Ketiga. Jangan mudah tergiur dengan warna, penampilan
kosmetik yang ditawarkan, sedangkan kualitas dan kandungan belum paham dan
mengerti.
Keempat. Rajin-rajinlah
membersihkan wajah, agar sisa kosmetik tidak menempel pada kulit wajah sehingga
menyumbat pori-pori kulit yang akan mengakibatkan hal-hal yang mencederai kulit
wajah cantikmu.
Terakhir. Jika sudah
terlanjur menggunakan, penghentian pemakaian kosmetik akan meredakan reaksi
dengan cepat.
Ladies..
Bagaimana sekarang? Sudah bisa
menentukan bukan? Kosmetika seperti apa yang cocok untuk digunakan. Selamat
berburu kosmetika sehat ladies...
Salam...
Magelang, 24032015
Umi Azzurasantika
Sumber:
Dr.
Retno Iswari Tranggono, SpKK & Dra. Fatma Latifah,Apt. (2007), Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik,
Jakarta: Gramedia,
No comments:
Post a Comment