![]() |
https://omaigat99.jimdo.com/ |
Ladies…
Perempuan mana sih yang tidak
menginginkan badannya ideal. Baik itu sebelum menikah maupun sesudah menikah
dan memiliki anak. Di mana-mana perempuan menginginkan baju lama tetap bisa
dipakai, artinya, berat badan ingin tetap normal. Tidak melebihi berat normal
atau ideal.
Demi bentuk tubuh ideal, segala
macam cara diet dilakukan. Mulai dari yang herbal hingga yang kimia. Dari olah
raga ringan hingga yang menyita energi. Kadang-kadang yang bosan, lelah dengan sendirinya,
lalu berhenti. Berganti-ganti produk, sampai banyak sekali menyimpan produk
diet di almari pendingin.
Banyak sekali sindiran untuk
perempuan ya, Ladies. Perempuan itu
cita-citanya langsing, tapi hobinya makan. Nah.. betul nggak? (Benar juga sih, #pengalaman, hehehe…). Sudah berapa
produk dicoba untuk bisa langsing, dan berapa produk tersimpan di almari. Banyak
banget, ya… Ngaku aja deh…!
Tapi, ada juga yang berhasil dengan
program dietnya. Karena usaha keras dan disiplin, akhirnya keinginan untuk
langsing dan ideal itu tercapai. Namun jangan sampai lupa, untuk memerhatikan
gizi dalam asupan makanan kita. Diet yang dilakukan harus seimbang kandungan
gizinya. Meskipun diet ketat, asupan harus mengandung protein, karbohidrat,
lemak, mineral, air, dan vitamin. Kandungan itu harus selalu ada dalam menu
diet. Karena jika tidak, bukan lemak yang berkurang tapi justru otot yang
mengecil. Dalam hal ini, jika otot yang mengecil, sangat membahayakan bagi
seseorang.
Diet berkaitan dengan erat dengan
zat gizi yang dikonsumsi oleh tubuh. Saat tubuh mengalami kekurangan maupun
kelebihan zat gizi dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Makanya ketika
diet harus hati-hati, apapun jenis dietnya. Salah-salah malah tubuh tidak
sehat.
Sebenarnya apa sih efek yang
ditimbulkan ketika tubuh kita mengalami kekurangan maupun kelebihan zat gizi.
Pertama, kekurangan
gizi menyebabkan kekurangan kalori. Kekurangan kalori secara absolut akan
menyebabkan busung lapar. Pada awalnya, saat kekurangan kalori ini, tubuh akan
mengatasinya dengan mengambil glikogen dari hati. Dari lemak dan jaringan
lemak. Jika berlarut-larut akan mengambil energi dari otot. Kehilangan lapis
lemak, mengecilnya otot-otot ini akan menyebabkan penderita kurus kering. Ladies tidak mau kan, langsing tapi
ternyata kurang kalori.
Kedua, kekurangan
lemak, karbohidrat, protein. Dengan adanya kekurangan lemak, lemak kekurangan
masuk dalam tubuh. Menyebabkan sumber-sumber cadangan energi berupa glikogen
dari hati dan lemak dari jaringan-jaringan lemak akan dipakai sebagai
pengganti. Akibatnya penyerapan vitamin yang larut dalam lemak di dalam usus
terhambat. Kemudian akan kekurangan hidrat arang, dan kekurangan protein. Kekurangan
protein ini jika terjadi pada anak akan menyebabkan kekurangan berat badan,
bisa jadi kelebihan berat badan.
Ketiga, kekurangan
mineral dan vitamin. Garam mineral ini sangat penting bagi tubuh. Karena diperlukan
untuk melancarkan berbagai proses dalam tubuh. Mineral ini biasanya didapat
dari makanan sehari-hari. Sedangkan vitamin yang dapat dibuat oleh tubuh. Namun
sebenarnya, vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil sebagai zat
pengatur/memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Meskipun hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil, jika kekurangan akan mengakibatkan berbagai kelainan yang
dapat merugikan.
Keempat,
kekurangan air. Kekurangan air ini disebabkan karena masuknya yang kurang. Atau
bisa jadi pengeluaran yang berlebihan. Makanya, ketika diet yang dilakukan
ternyata berakibat pada buang air kecil yang sangat sering, berkeringat yang
berlebihan, maka harus diimbangi dengan minum air putih yang banyak pula. Karena
jika tidak, kekurangan air atau dehidrasi ini akan mengakibatkan gangguan pada
ginjal. Keseimbangan cairan dalam tubuh akan hilang. Dehidrasi ini ditandai
dengan mual-mual, muntah, dan kepayahan fungsi atau kemunduran fungsi ginjal. Jika
sudah terjadi kemunduran fungsi ginjal bisa mengakibatkan shock hingga pada kehilangan kesadaran diri (koma).
Fatal sekali ya akibat kekuragan
gizi. Lalu apa akibatnya jika kelebihan gizi?
Pasti sudah bisa ditebak bukan. Yup!
Akibat kelebihan gizi adalah obeisitas. Obeisitas ini ditandai dengan
penimbunan lemak secara berlebihan di seluruh tubuh. Berat badan melebih 120%
dari berat badan ideal yang distandarkan. Obeisitas ini penyebabnya apa sih?
Dipastikan karena masukan makanan terlalu banyak daripada yang dibutuhkan
tubuh.
Tapi ingat ya, obeisitas bukan berarti
karena makannya banyak. Karena ternyata banyak orang yang makan banyak tapi tak
gemuk-gemuk. Tetap saja kurus. Lalu? Kenapa bisa obeisitas. Selain karena faktor makanan
yang banyak masuk dan tidak bisa langsung dicerna, bisa jadi disebabkan karena
psikis, keturunan, hormonal, dan perubahan metabolisme dalam tubuh. Jelas, kan
ya?
https://solusisehatonline.wordpress.com |
Jangan terlalu PD big is beautiful ya ladies. Karena kalau benar itu obeisitas, bisa menyebabkan
terjangkitnya berbagai penyakit dalam tubuh secara mudah. Selain itu, akan
mudah mengalami kecelakan. Kok bisa? Iya, karena kalau obeisitas, akan
menyebabkan daya reaksi fisik jadi lamban. Percaya kan?
Yang kedua. Akibat kelebihan gizi
dapat menyebabkan overweight. Eh,
lalu apa bedanya dengan obeisitas? Beda dong. Jadi, kalau obeisitas adalah
kelebihan berat badan 20% dari berat badan normal, sedangkan overweight kelebihan berat badan 10%
dari berat badan normal. Chek ya ladies… semoga normal-normal saja. Hehehe…
Bisa dichek dengan rumus ini ya ladies
BERAT
BADAN IDEAL = (TB-100)-10%(TB-100)
Sedangkan berat badan normal
BERAT
BADAN NORMAL = TB-100
Nah, kalau sudah mengalami kekurangan
atau kelebihan gizi apa yang harus dilakukan.
- Makan dengan asupan gizi seimbang
- Menguruskan badan untuk yang mengalami obeisitas maupun overweight. Namun haru memerhatikan penyusunan menu diet anti obeisitas.
- Berat badan harus seimbang, bisa diukur dengan rumus di atas.
- Lakukan olah tubuh untuk membangun kekuatan, membakar kalori, menguatkan jantung dan paru-paru, dan dapat memengaruhi metabolisme tubuh
Salam sehat, cantik!
Magelang, 27012018
Ummi Azzura Wijana
Sumber:
Ani Susilowati. 2015. Pengantar Ilmu Kecantikan. Yogyakarta: IKKJ Publisher
No comments:
Post a Comment